Selasa, 31 Maret 2009

Akhirnya "Dia" Menyadari..........,,,,????


Berdasarkan Pembicaraan Damaskus Beny dan Darwin


Beberapa bulan yang lalu tepatnya Maret 2009 saya berbincang-bincang dengan seorang teman saya di sebuah beranda rumah. Tepatnya di Asrama PBS Keuskupan Kab. Ketapang Kal-Bar yang berada di Sleman Yogyakarta. Kami berbicara begitu enaknya,,,,,saking nyambungnya saya hampir lupa untuk pulang ke Asrama. Kami memulai pembicaraan dengan topik keprihatianan kami terhadap dunia pendidikan indonesia secara umum dan khususnya untuk teman-teman yang berada di pedalaman Kal-Bar sekarang ini. Kebetulan saya dengan teman saya itu kuliah di satu universitas dan satu Prodi S-1 PGSD UNY. Dilihat dari umur saya dan dia memang mempunyai perbedaan dia lebih tua daripada saya, akantetapi saya lebih tua jika ditinjau strata kami di kampus. Saya masuk kuliah di UNY tahun 2006, sedangkan dia baru masuk tahun 2007. Saya sudah lama mengetahui dari apa yang diceritaknya kepada saya bahwa dia sebenarnya sudah lama lulus SMA tepatnya tahun 2000, sementara saya lulusan SMA tahun 2005.

Selanjutnya saya berbicara dengan dia,,,,bahwa umur bukan merupakan suatu kendala bagi seseorang untuk mengenyam pendidikan selgi yang bersangkutan masih mempunyai kemauan dan bisa melaksanakannya., terus dia menjawab "ya" lagian saya juga belum terlalu tua katanya membalas pembicaraan saya. Secara eksplisit saya heran kepada teman saya itu mengapa dia lulusan SMA tahun 2000 dan baru masuk kuliah tahun 2007.....??? terus saya mempertanyakan fenomena tersebut kepada dia. Teman saya menjawab "Panjang Ceritanya" katanya memulai pembicaraan. Setelah selesai SMA tahun 2000, saya pulang ke kampung halaman saya jauh nun di pedalaman Kal-Bar. Kebetulan saya SMA di kota kabupatennya, ketika saya lulus SMA saya sebenarnya mempunyai niat atau keinginan untuk melanjutkan studi saya ke Perguruan Tinggi. Akantetapi terkadang apa yang kita cita-citakan tidak selamanya berjalan mulus seperti yang ita harapkan. Kendala yang paling utama mengapa saya tidak lansung melanjutkan studi saya karena alasan finansial keluarga saya. Pada akhirnya saya memutuskan untuk mebuang sejauh mungkin harapan saya untuk berkuliah. Selanjutnya saya memutuskan untuk bekerja pada sebua PT yang bergerak di bidang perkayuan di Kab. Ketapang Kal-Bar,,,,,saya bekerja begitu lama d sana. Saya bekerja sebagai Kernet kendaraan berat bernama Kepiting penjepit kayu mentah, ya.....bekerja di lapangan di dalam hutan begitu......pada dasarnya saya menikmati pekerjaan saya itu, walaupun terkadang saya merasa bosan dan jenuh juga. Saya tau jika perusahaan dimana tempat saya bekerja itu tutup maka saya akan hilang pekerjaan,,,,,,akantetapi saya tidak punya pilihan lain selain tetap bekerja di sini. Hari berganti hari, minggu berganti munggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, akhirnya pada tahun 2006 akhir saya menyadari bahwa bagaimana kalau saya cari peluang untuk memenuhi asa saya berkuliah...??? kebetulan saya sudah punya sedikit tabungan yang saya peroleh selama bertahun-tahun bekerja. Selanjutnya saya menghubungi Keuskupan Kab. Ketapang, karena saya tau Keuskupan mempunyai Program Beasiswa yang akan berkuliah di kota Yogyakarta. Melalui berbagai upaya dan usaha akhirnya saya diterima sebagai salah seorang yang akan menerima beasiswa tersebut. Singkat cerita akhinrnya saya memutuskan untuk masuk kuliah di S1 PGSD UNY pada tahun ajaran baru 2007, "Begitu teman saya Bercerita kepada saya" selanjutnya saya mengatakan kepda teman saya itu bahwa "Akhirnya kamu menyadari Arti Penting dari Sebuah Pendidikan bagi Kehidupan" begitu kata saya menutup pembicaraan kami, lalu sayapun mohon pamit untuk pulang maklum udah agak larut malam......


Selasa, 24 Maret 2009

"Hegemoni Alat Peraga" Dalam Pembelajaran Sains SD




Oleh: Damaskus Beny


Pendidikan merupakan salah satu aspek dan instrumen yang sangat berpengaruh bagi kemajuan suatu bangsa, dimana pendidikan dapat berperan penting demi tercapainya suatu bangsa yang maju dan berkembang di segala bidang, salah satu di antaranya adalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Semua negara tentunya menghendaki bangsanya bisa maju, berkembang dan memperoleh kesejahteraan di berbagai bidang, begitu juga dengan negara Indonesia. Semejak negeri ini bebas dari penjajah dan memperoleh kemerdekaanya secara sah di mata dunia sejak itu pula sektor pendidikan mulai diperhatikan dan dianggap sebagai salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa. Melalui dunia pendidikan diharapkan lahirlah generasi-generasi penerus bangsa ini yang nantinya akan mengisi dan memebawa kemajuan bangsa baik secara lokal, nasional, maupun di mata dunia. Prioritas pendidikan di negeri ini bukanlah suatu persepsi kulitatif belaka melainkan diperkuat oleh tujuan dari bangsa ini seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan dari apa yang telah tercantum pada tujuan bagsa ini yang tertuang pada UUD 1945 alinea ke 4 yang berbunyi mencerdaskan kehidupan bangsa, maka sudah jelas bahwa aparatur pemerintah sebagai perpanjangan tangan dari kehendak rakyat di negeri ini untuk memperhatikan kondisi pendidikan baik sekarang maupun masa yang akan datatang. Tidak bisa dipungkiri bahwa lembaga pendidikan memegang peranan yang begitu besar terhadap kemajuan dan masa depan putra-putri generasi penerus negeri ini. Jika tingkat dan kualitas pendidikan di negara ini sudah bisa bersaing dan menopang kehidupan, maka akan mempermudah pada kemajuan di sektor-sektor kehidupan yang lainnya. Pendidikan dalam perspektif ini tentunya adalah pendidikan secara formal yang mencakup seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam lembaga pendidikan formal tentunya mempunyai banyak bagian-bagian yang menjadi faktor-faktor pendukung pendidikan itu. Diantara faktor tersebut misalnya sistem pendidikan secara umum yang diterapkan di seluruh negeri ini, kurikulum yang digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksanan pendidikan, pendidik atau guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dll. Dari beberapa faktor yang terdapat pada lembaga atau institusi pendidikan itu, dalam penerapanya di lapangan banyak mengalami kendala dan permasalahan.
Kondisi riil di lapangan yang sedang terjadi saat ini pada masyarakat kita di sektor pendidikan sungguh sangat memprihatinkan bahkan merupakan sesuatu yang seharusnya tidak boleh terjadi. Hal itu dapat kita lihat seperti masih banyaknya masyarakat kita yang belum bisa mengenyam pendidikan, jumlah atau tingkat buta huruf yang masih memprihatinkan, semberawutnya proses kegiatan pembelajaran di lapangan, kualitas lulusan yang kurang berkualitas, kemauan dan minat belajar siswa yang masih rendah, kualitas sumber daya manusia (SDM) lulusan yang masih belum bisa memadai dan masih banyak masalah-masalah yang lain belum bisa diselesaikan.
Beranjak dari fenomena tersebut sekarang ini, sudah layak dan sepantasnyalah bangsa indonesia untuk respek terhadap dunia pendidikan, karena permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi. Pemerintah yang diangap sebagai perpanjangan tangan dari aspirasi rakyat merupakan lembaga yang memegang peranan dan kendali penting dalam menentukan arah kemajuan pendidikan negeri ini. Melalui dunia pendidikanlah regenerasi penerus bangsa ini bisa lahir, yang akan meneruskan perjalanan bangsa baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Kita semua tentunya tidak asing lagi bahwa pendidikan merupakan salah satu aset yang memegang peranan begitu dominan, baik itu aset individu, keluarga, kelompok bahkan negara yang berupa investasi masa depan dan mempunyai prosfek hidup yang dapat diperhitungkan.
Kondisi pendidikan kita yang banyak diasumsikan oleh masyarakat sekarang banyak mengalami kendala dan kegagalan tentunya menjadi bahan refleksi kita bersama dan juga merupakan pekerjaan rumah para elite pejabat negeri ini. Persepsi masyarakat ini bukanlah semata-mata suatu pandangan yang tidak beralasan, karena memang banyak bukti dan fakta di lapangan yang mencerminkan persepsi tersebut benar-benar terjadi. Diantaranya seperti minimnya anggaran pendidikan yang diaplikasikan di lapanagan, kurangnya fasilitas penunjang untuk kegiatan belajar mengajar, tenaga pendidik atau guru yang masih kurang berkompeten dan masih banyak yang lain. Fenomena seperti ini tidak boleh didiamkan begitu saja, untuk itu kita sudah selayaknya untuk mencari solusi yang bukan sekedar teori melainkan tindakan nyata agar permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik.
Menanggapi permasalahan tersebut, dari berbagai tingkatan pendidikan formal yang ada di Indonesia, lembaga sekolah dasar (SD) merupakan tingkat lembaga pendidikan yang sangat menentukan perkembangan dan pertumbuahan para peserta didik. Pada tahap sekolah dasarlah pekembanagan dan pertumbuhan peserta didik dapat dibentuk dan dibina. Maka sudah seharusnyalah tingkat sekolah dasar menjadi prioritas utama yang perlu diperhatiakan dalam pendidikan yang akan berdampak pada kelanjutan dari keberhasilan pada tingkat-tingkat selanjutnya.
Keberhasilan dunia pendidikan kita sekarang ini, khususnya lembaga pendidikan sekolah dasar (SD) masih jauh dari apa yang diharapkan kita bersama. Situasi seperti ini disebabkan oleh banyak faktor yang melatarbelakangi diantaranya adalah dapat terlihat dari masih banyak para siswa yang merasa tidak memahami dan mengerti beberapa pelajaran yang disampaikan oleh guru mereka. Sehingga berdampak pada tingkat prestasi, hasil belajar dan kualitas lulusan yang belum maksimal. Tingkat keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat dipengaruhi oleh penyajian materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik atau guru. Jika seorang pendidik atau guru menyajikan materi dalam KBM tidak bisa diterima dengan baik dan membosankan bagi para siswa bearti materi yang disampaikan mengalami kegagalan. Kegagalan pendidik atau guru dalam penyampaian materi kepada peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti cara atau metode yang digunakan kurang tepat dan tidak menarik minat atau kemauan belajar siswa, media yang digunakan untuk menyampaikan materi yang kurang tepat sasaran dll. Dari berbagai faktor yang menjadi kendala tersebut faktor media merupakan faktor yang sangat berperan besar terhadap proses keberhasialan belajar siswa seperti yang disampaikan oleh teori belajar Piaget pada masa perkembangan dan pertumbuhan belajar anak-anak usaia SD.
Dalam kegiatan belajar mengajar peran media sangat diperlukan, media merupakan instrumen dari preses kegiatan pebelajaran. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan tersampaikan dengan baik kepada siswa jika media yang digunakan oleh pendidik atau guru merupakan media yang menarik, kontekstual, dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Selama ini permasalah di lapangan adalah ketika guru menyampaikan suatu materi pelajaran kepada para siswa, mereka sering mengabaikan peran media dalam proses pembelajaran. Kejadian seperti ini tentunya merupakan permasalahan yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh pendidik atau guru. Penggunaan media dalam kegitan pembelajaran seharusnya diterapkan pada semua jenis mata pelajaran.
Peggunaan media dalam proses kegiatan belajar mengajar tentunya sudah familiar sekali dengan para pendidik atau guru di negeri ini, namun banyak diantara media yang tersedia tersebut yang tidak dimanfaatkan dengan baik secara optimal. Selama ini pelajaran yang disampaikan oleh para pendidik atau guru kebanyakan hanya berupa pemberian materi saja, tanpa para siswa harus tahu dan mengerti mengenai materi tersebut. Penggunaan media yang kurang optimal tersebut salah satunya adalah penggunaan media alat peraga. Diantara media-media yang telah tersedia, media alat peraga boleh dikatakan sebagai salah satu media yang memegang peran yang besar dalam proses pembelajaran IPA khususnya IPA kelas III SD. Siswa-siswi kelas III SD yang notabene masih memerlukan benda-benda kongkret dalam proses kegiatan belajar mengajar mereka sangatlah membutuhkan media alat peraga agar mereka lebih mudah mengerti dan memahami maksud dan tujuan pelajaran yang disampaikan oleh pendidik atau guru mereka.
Penggunaan benda kongkret berupa media alat peraga pada jenjang kelas III SD terbukti memperoleh hasil yang lebih baik. Persepsi ini didukung oleh beberapa teori dan hasil penelitian para ahli, seperti yang telah diungkapkan oleh teori belajar Piaget dimana anak-anak usia SD khusunya yang masih kelas III SD bisa lebih mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan dengan menggunakan benda kongkret salah satunya berupa media alat peraga. Media alat peraga yang didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk aslinya dan ditampilkan dengan warna serta corak yang menarik tentunya akan meningkatkan kemauan dan motivasi belajar para siswa, apalagi pada mata pelajaran seperti IPA. Peningkatan kemauan dan motivasi belajar siswa tersebut diharapkan dapat mendongkrak prestasi belajar para siswa, khususnya para siswa kelas III SD Negeri Demangan.
Bercermin dari kondisi seperti itu maka berbagai upaya seharusnya cepat, dan tepat untuk dilakukan dalam usaha memberikan perbaikan ke arah yang lebih baik. Usaha-usaha yang dilakukan diantaranya adalah dengan mengunakan media peraga dalam proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Media peraga diharapkan dapat menjadi wahana yang tepat bagi para siswa untuk dapat lebih mengerti dan memahami terhadap materi-materi yang disampaikan oleh pendidik atau guru mereka. Dengan media peraga maka para siswa dapat melihat secara nyata gambaran materi yang seharusnya mereka ketahui, dengan demikian diharapakan berdampak langsung terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, peningkatan prestasi dan hasil belajar para siswa, serta kualitas lulusan.

Jumat, 20 Maret 2009

KTSP dan UU BHP Memiliki "Roh" yang Sama Benarkah.....????


Oleh: Damaskus Beny

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan diatas,,, dapat kita tarik kesimpulan bahwa roh atau jiwa yang melandasi atau mendasari KTSP adalah Semangat "Desentralisasi" mengapa dikatakan sebgai desentralisasi karena KTSP adalab sebuah kurikulum yang memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masing-masing lembaga atau instansi pendidikan untuk mengatur, mengelola, dan melaksanakan pendidikan maupun kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan setiap sekolah dan peserta didik. Dengan kata lain setiap sekolah diberi kewewenangan dan kebebasan untuk mengembangkan atau memprioritaskan pembelajaran tertentu yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan lingkungan dunia kerja yang lebih kontekstual. Lantas apa hubungan atau korelasi antara KTSP dengan BHP.....??? Semejak BHP dimunculkan sebagai wacana atau isu pendidikan di negeri ini,,,,,sejak itu pula pro-kontra masyarakat terhadap BHP bergulir. Pro-kontra yang terjado di negara demokrasi bukanlah sesuatu yang tabu, melainkan merupakan peristiwa yang menjadi bagian dari semangat demokrasi. Kenyatannya adalah bahwa bagi masyarakat di negeri in yang merasa kontra terhadap BHP kayaknya tinggal persepsi belaka betapa tidak kini BHP sudah diketuk palu oleh DPR RI pada tanggal 17 Desember 2008, yang akan segera diaplikasikan di setiap institusi maupun lembaga pendidikan. Sebenarnya apa sich yang menjadi semangat atau roh yang terdapat pada BHP......??? ternyata BHP memilki semangat untuk menempatkan satuan pendidikan sebagai subjek hukum yang memiliki otonomi luas, akademik maupun non akademik, tanpa khawatir lagi dengan kooptasi birokrasi. Otonomi yang diberikan dikunci oleh Undang-Undang BHP harus dilandasi oleh prinsip-prinsip seperti nirlaba, akuntabilitas, transparan, jaminan mutu dan seterusnya yang memastikan tidak boleh ada komersialisasi dalam BHP. BHP memastikan bahwa komitmen pemerintah untuk membantu lembaga pendidikan tidak pernah berkurang bahkan bertambah besar. Dari semngat yang menjiwai BHP tersebut, dapat kiata simpulkan bahwa BHP pada dasarnya mempunyai semangat Desentralisasi juga,,,,,,, atau lebih dikenal dengan otonomi pendidikan yang memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada lembaga atau instasi pendidikan untuk mengatur dan mengelola manajemen keungan sekolah maupun yang lainya. Jika kita korelasikan dengan semangat KTSP yang mempunyai semnagat desentralisasi juga bearti antara BHP dengan KTSP sama-sama mempunyai semagat atau jiwa Desentralisasi,,,,,,,kalau memang demikian dapat ditarik kesimpulan secara umum antara BHP dengan KTSP mempunyai korelasi positif di bidang pendidikan karena sama-sama mempunyai jiwa yang sama yaitu "Jiwa atau Semangat Desentralisasi".

Jumat, 13 Maret 2009

Indonesia mana Budaya Timurmu......!!!!???



Rabu, 2009 Maret 11



Oleh: Damaskus Beny


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memegang teguh budaya-budaya ketimuran, begitu orang-orang indonesia menilai dirinya. Sedangkan budaya timur itu sendiri pada umumnya sangat memperhatikan apa yang dinamakan moralitas dari berbagai sendi-sendi kehidupan apakah itu di bidang pergaulan antara sesama lawan jenis, pola hidup, pergaulan, tutur kata berbahasa, sikap perilaku, dll. Budaya-budaya ketimuran itu selalu diterapkan dan dijalankan dalam pergaulan keseharian hidup mereka, baik di lingkungan tempat tingal maupun ketika berada di laur negeri ini..Bangsa-bangsa luarpun mengenal bahwa orang-orang Indonesia pemegang teguh budaya ketimuran. Seiring berjalannya waktu, perkembangan dunia global dan kemajuan IPTEK membawa banyak perubahan pada sendi-sendi kehidupan manusia indonesia. Perubahan-perubahan itu bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu yang pertama perubahan ke arah yang menguntungkan atau kemajuan atau bahasa ngetrentnya ke arah yang positif, perubahan yang kedua yaitu perubahan ke arah yang negatif. Pada dasarnya semua sesuatu yang mengarah kepada hal-hal yang menguntungkan itu baik untuk siapapun akan tetapi tanpa kita sadari untuk memperoleh sesuatu yang menguntungka kita mesti berkorban atau harus siap terhadap dampak negatif yang ditimbulkan. Bila kita cermati keadaaan duania secara umum dan indonesia secara parsial, seolah-olah tidak mempunyai batasan lagi antara satu daerah dengan daerah lain bahkan antara satu negara dengan negara lain. Fenomena ini tentunya tidak terlepas dari peranan kemajuan di bidang IPTEK yang mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan IPTEK tersebut tentu membawa manusia ke arah peradaban dunia yang transparan terhadap dunia lain dan ke arah kemajuan beradaban manusia yang signifikan.Baik itu dibidang IT, Komunikasi, dll. Akan tetapi kayaknya manusia kurang memperhitungkan dampak Negatif dari kesemua kemajuan itu atau memang salah manusia itu sendiri yang kurang memperhatikan filterisasi yang proporsional dalam menghadapi dampak-dampak negatif yang sedang maupun yang akan terjadi. Fenomena dampak Negatif itu terlihat seolah-olah bergentayangan di negeri ini memang sudah menjadi rahasia umum negeri ini betapa tidak karena sudah banyak budaya ketimuran indonesia yang mengalami pergesaran atau keluar dari relnya. Diantara Budaya timur yang sudah kelihatan dan paling nampak yang sedang terjadi dan berlansung di tengah-tengah masyarakat indonesia saat ini seperti Life Style, Narkoba, Kenakalan Remaja, Fashion dalam berpakaian, Pergaulan Bebas/Sex Bebas di kalangan remaja maupun di kalangan orang-orang dewasa dan masih banyak lainya lagi. Diantara Budaya-budaya ketimuran yang mengalami pergeseran tersebut yang paling banyak mengundang perhatian dan diangap sebagai perusak generasi penerus bangsa ini adalah pergaulan bebas di kalangan remaja (Sex bebas di luar nikah) dan Narkoba. Persepsi ini bukan hanya ucapan mulut semata melainkan mempuanyai dasar fakta di lapangan yang otentik, hal ini dapat terlihat bahwa sampai sekarang ini tingkat aborsi, bunuh diri, Narkoba, tawuran, dan Kriminal semakin meningkat tajam dari tahun ke tahun yang terjadi di bumi yang terkenal dengan kebudayan timur ini. Nah pertannya kalau generasi bangsa kita sudah diracuni dan tercemar seperti ini terus mau kita kemanakan masa depan bangsa ini yang telah diperjuangkan dengan pegorbanan nyawa dan tetesan darah para pejuang dan negarawan bangsa ini ................???? kapan kita mau memulai mengkonstruksi filterisasi terhdapan kemajuan dunia global ini yang harapanya bisa menyelamatkan setidaknya sekian persen anak cucu kita nanti. Untuk itu mari kita memulainya dengan hal-hal kecil di dalam keluarga kita baru kita perjuangkan yang di luar sana. Maukah kita melakukannya.....???tergantung,,,,,,kita yang mengambil keputusan, karena hidup itu adalah pilihan. Salam Perjuangan ..............!!!! Merdeka ............!!!!

Minggu, 08 Maret 2009

"Kesenjangan Fasilitas SD di Sentero RI"


Oleh: Damaskus Beny


Untuk memperoleh keberhasialan di bidang pendidikan bukan pekerjaan mudah dan instan hal itu tentunya harus banyak faktor yang mendukung, begitu juga dengan keberhasilan di bidang pendidikan tingakat Sekolah Dasar (SD)
,pertanyanya apakah Fasilitas yang memadai itu diperlukan.....??? siapa bilang tidak......Keberadaaan fasilitas dalam proses kegiatan belajar mengajar(KBM) sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran itu sendiri, jika suatu sekolah atau instansi pendidikan seperti SD misalnya mempnyai fasilitas yang memadai bukan tidak mungkin proses kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih menyenagkan dan mendapat hasil yang positif. Peserta didik akan merasa nyaman dan memilki motivasi belajar yang tinggi bila ditunjang dengan fasilitas sekolah yang memadai dan di barengi dengan keberadaaan guru-guru yang handal. Bagi kebanyakan pengamat pendidikan di negeri ini yang sebagian besar tinggal di daerah perkotaan mereka mungkin belum mengetahui secara detail bagaiman keadaan dan fasilitas-fasilitas sekolah di pedalaman-pedalaman indonesia seperti di daerah Kal-Bar. Saat ini tepatnya tangal 9 Maret 2009 saya berada di Yogyakarta sebagai salah satu mahasiswa aktif UNY yang tentunya sudah banyak tahu tentang SD-SD yang ada di DIY. Saya melihat kebanyakan SD di DIY rata-rata sudah memiliki fasilitas sekolah yang menunjang dan memadai. Seperti yang terdapat pada salah satu SD Caturtungal 1 Depok, Sleman tempat saya Observasi KKN-PPL yang sudah mempunyai Lab Komputer dan menjadi Eskul bagi Siswa/idi sekolah tersebut. Fasilitas tersebut memang sudah layak dan seharusnya diperoleh oleh para siswa/i generasi penerus bangsa ini. Akan tetapi ada satu hal dan pertanyaan yang mengganjal di hati dan pikiran saya, dimana SD-SD yang terdapat di daerah pedalaman di Kal-Bar sangat kontras sekali keadaaanya dibandingkan dengan SD-SD di perkotan. Jangankan Lap komputer ruang sekolah saja masih semerawut begitu juga dengan guru-guru yang masih minim baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Saya tahu betul bagaimana keadaan SD-SD di daerah pedalaman Kal-Bar karena kebetulan saya adalah putra daerah Asli pedalaman Kal-Bar. Kita semua tentu mengharapkan tidak adanya semacam kesenjangan dan diskriminan yang akan terjadi di masa yang akan datang, cukuplah yang sudah terjadi menjadi bahan repleksi kita bersama dan berusaha untuk memperbaki keadaan. Berbagai upaya pemerintah dewasa ini sudah mulai digerakan mulai dari mengalirkan dana BOS dan menyekolahkan putra-putri negeri ini untuk menjadi guru dan pendidik yang handal dimasa yagng akan datang. Salah satunya Program PGSD S-1 Berasrama dan Berikatan Dinas khusus untuk putra-putri daerah Kal-Bar yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat pada tahun 2006 lalu diumana nantinya selesai studi akan ditempatkan pada SD-SD terpenci yang memang memerlukan ikon-ikon baru untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Akhir kata Mari kita Bangun Bangsa ini tanpa memperhatikan perbedaan menjadi suatu permasalahan akan berjuanglah supaya bisa merasakan baik susah maupun sengan secara bersama-sama.

"GURU ANTARA GAJI DAN PROFESIOANLISME"


Oleh: Damaskus Beni
Siapa itu Guru...........??? di era tahun 60an sampai dengan 90an profesi guru dianggap oleh masyarakat sebagai suatu pekerjaan yang rendahan dan tidak mempunyai prospek kehidupan yang menjanjikan untuk masa depan.Persepsi dan anggapan masyarakat Indonesia pada saat itu tentunya mempunyai banyak alasan yang melata belakangi. Betapa tidak kesejahteraan guru yang diidentik dan diukur dengan besaran gaji yang diperoleh sungguh di luar nalar sehat kita.Tidak pelak lagi bahwa posisi guru di mata masyarakat semacam tersingkirkan dan terabaikan padahal siapa menyangka bahwa keberhasialan hidup putra-putri penerus bangsa ini sangat ditentukan oleh Guru. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya siklus kehidupan manusia membawa angin segar kepada ikon-ikon guru di negeri ini. Wacana pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan guru yang tertuang dalam UU No 14 tahun 2005 UU tentang Guru dan Dosen memberikan sejuta harapan dan tetesan embun kehidupan yang telah lama dinanti oleh guru-guru di Republik ini. Penghargaan terhadap Guru di Negeri ini memang sudah saatnyalah diperhatikan, karena guru merupakan instrumen penting dalam kemajuan bangsa untuk bisa eksis dan bersaing di kancah pergaulan Dunia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Dengan demikian di harapakan animo dan persepsi masyarakat yang memandang profesi guru sebagai pekerjaan yang yang tidak mempunyai prospek kehidupan yang menjanjikan untuk masa depan bisa berangsur-angsur sirna. Kesejahteraan yang dijanjikan tentunya harus dibarengi dengan peningkatan mutu dan kualitas guru dalam berkarya atau lebih disebut dengn profesionalisme. Usaha tersebut sudah diaplikasikan oleh pihak pemerintah dengan pemberlakuan sertifikasi bagi Guru dan Dosen, namun demikian diharapkan pemberlakuan tersebut tidak menjadi suatu permasalahan dan harus berjalan sesuai dengan proporsi nilai penghargaan dan etika yang ada di lapangan. Dewasa ini semejak tahun 2000an bergulir PTN dan PTS pada Fakultas Ilmu Pendidikan yang tersebar di seluruh Nusantra menjadi salah satu Fakultas favorit bagi para mahasiswa/i pada saat tahun ajaran baru dimulai. Fenomena ini diharapkan tetap terus berlansung dan membawa citra positif bagi guru-guru dan pendidik. Dengan demikian dari peristiwa tersebut semoga bisa melahirkan ikon-ikon guru dan pendidik yang benar-benar berkompeten dan berkualitas demi memperjuangkan kebesaran bangsa ini di mata dunia. Semoga citra Positif seorang Guru tetap eksis secara continue dan hidup sepanjang masa. Salam untuk ikon-ikon Guru dan Pendidik Indonesia terus...!!! berkarya dan pantang menyerah tetap semangat.........!!!!

"KARET ALAM INVESTASI MASA DEPAN YANG MENJANJIKAN"


Oleh: Damaskus Beny

Karet Alam bagi kebanyakan orang-orang yang berada di Kalimantan dan Sumatera bukanlah sesuatu yang asing lagi di telinga mereka, kebetulan saya asli putra daerah Kal-Bar.Keberadaannya di tengah masyarakat sudah menjadi bagian kehidupan dan sejarah yang tidak terlupakan sampai kapanpun. Kebiasan masyarakat daerah Kalimantan yang hidup bergantung dari alam merupakan cerminan bahwa karet merupan salah satu Nafas atau urat nadi kehidupan. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman maka perubahan pada sendi-sendi kehidupan manusia juga mengalami perubahan dan pergeseran begitu juga dengan sendi-sendi kehidupan pada masyarakat Kalimantan Barat khususnya yang berada di daerah pedalaman. Mata pencarian masyarakat daerah yang dulunya banyak mengandalkan ketersedian alam secara alami kini memaksa mereka untuk mengadakan inovasi mata pencarian yang tetap bertumpu pada alam. Karet alam merupan alternatif mata pencarian yang menjanjikan bagi kehidupan mereka, karena pengelolaannya yang terbilang simple dan sederhana dan hasil yang diperolehpun tidak terlalu mengecewakan. Sudah sekian lamanya bahkan sidah bertahun-tahun kehidupan mereka bergantung pada karet alam dimana hasil yang diperoleh digunakan untuk memenuhi kehidupan mereka yang tidak dapat disediakan oleh alam sekitar. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia juga membawa mereka hidup pada tahap yang tidak bisa dihindari yaitu meningkatnya kebutuahan dan tuntutan hidup demi menjaga dan mempertahankan kehidupan mereka. Pekerjaan menoreh (sebutanyang sering digunakan untuk menyadap karet) yang dulunya hanya sebatas untuk memenuhi kehidupan mereka yang tidak disediakan oleh alam kini menjadai tumpuan di semua sektor perekonomian kehidpan mereka.Semejak era tahun 90an bergulir di daerah pedalaman Kal-Bar semejak itu juga kesadaran arti penting dunia pendidikan menjadi isu yang penting. Mulai satu persatu diantara putra-putri daerah pedalaman Kal-Bar berjuang untuk mengenyam dunia pendidikan. Peran Karet alam dalam menopang dunia pendidikan anak-anak pedalaman Kal-Bar sangat besar dan bearti, karena sebagian besar orang tua ,mereka bekerja sebagai petani karet. Kini sudah banyak serjanawan yang telah berhasil dan sukses karena karet alam, mereka adalah orang-orang pejuang tangguh yang tak pernah kenal lelah untuk menatap masa depan yang lebih baik. Akan tetapi kini keberadaan karet yang terbilang sebagi ikonnya kehidupan masyarakat di pedalaman Kal-Bar sudah terancam punah dan terabaikan. Permasalahan ini tidak terlepas dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap budidaya karet alam tersebut. Padahal kemampuan karet alam dalam menyerap tenaga kerja setidaknya bisa menguarangi jumlah angka penganguran sekian persen yang ada di Republik ini. Faktor lain adalah keberadaan Kelapa sawit oleh para Investor baik Lokal, Nasional maupun Asing menjadi keberadaan karet seolah-olah terpinggirkan. Padahal jika kita cermati Karet alam bisa produktif dan bertahan sampai usia 35 tahun dan dampakak yang ditimbulkan bagi alam sekitarpun tidak begitu berpengaruh. Kalaupun Kelapa Sawit dikatakan lebih menjanjukan dibandingkan dengan karet alam saya rasa perlu diklarifikasi lagi karena siapa yang tidak tahu bahwa karet memegang peranan penting sebagai bahan baku dalam dunia Industri maupun Otomotif. Sekarang tingal kita yang memilih, mana yang seharusnya dibudidayakan dan diolah sepenuhnya...................???karena dunia kerja juga merupakan pilihan. Salam untuk teman-teman yang berjuang karena ditopang oleh Karet Alam.