Senin, 08 Desember 2008

VIRUS PENDIDIKAN INDONESIA



Oleh: Damaskus Beny
Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia, bisa di ibaratkan makan buah simalakama.Betapa tidak kondisi pendidikan kita yang banyak diasumsikan oleh masyarakat mengalami kegagalan total merupakan fenomena yang sangat mengecewakan di satu sisi akantetapi di sisi lain ada segelintir masyarakat kita yang berpersepsi bahwa kita jangan terlalu menyalahkan kondisi pendidikan kita sekarang ini.Persepsi tersebut tentunya bukanhanya sekedar Narasi Kualitatif belaka melainkan di dukung oleh banyak fakta yang kongkret di lapangan. Diantara begitu banyaknya permasalahan tersebut seperti Anggaran pendidikan yang kurang memadai, minimnya Fasilitas pendukung, kualitas tenaga pendidik yang kurang kompeten, kondisi peserta didik yang katanya generasi penerus bangsa ini banyak yang mengalami kebablasan dan lain sebagainya.Saya rasa kegagalan dunia pendidikan di Indonesia patut menjadi bahan refleksi kita bersama, koq bisa kegagalan terus menerus terjadi bagaikan air yang mengalir...? kalau cuma sekali, dua atau tiga kali say rasa wajar-wajar saja tapi kenyataannya seperi sekarang susah untuk diterima dengan nalar sehat. Kalau sudah seperti ini siapa yang mau disalahkan...? saya rasa masyarakat awam sebagian besar pastilah menyalahkan pemerintah di negeri ini.Walaupun pada kenyataanya bukan hanya sekedar pemerintah saja yang salah melainkan seluruh komponen masyarakat itu sendiri. Akan tetapi anggapan masyarakat awam tersebut ada benarnya, coba kita lihat kondisi Pendidikan negeri ini dari Masa Pemeritahan Orde Oaru. Pada masa Pemerintahan atau lebih dikenal dengan nama rezim orde baru yang dikomandoi oleh Presiden Soeharto Pendidikan Indonesia menggunakan Sistem Pendidikan Sentaralisasi. Dimana sistem Pendidikan Sentralisasi ini ternyata tidak kontekstual dengan kondisi masyarakat Indonesia yang pluralistik. Semua sesuatu mengenai pendidikan diatur langsung dari Pusat, tanpa ada pertimbangan kondisi daerah masing2. Sebagai Contoh Semua Buku Paket yang diterbitkan dari Pusat belum tentu materi dan pembahasan di dalamnya relevan dengan kondisi daerah tertentu. Misalnya Pada Buku Paket SD kelas 2 kurikulum GBPP 94 yang didalamnya memuat Jenis-jenis kendaraan darat seperti kereta api.Akantetapi bagaimana kiranya dengan masyarakat yang berada di daerah Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulauwesi yang mana siswa-siswa SD di sana tidak pernah tahu dan melihat kereta api itu sendiri.Permasalahan sekecil ini kalau dilihat secara sepintas lalu memang tidak terlalu berat akan tetapi sama saja halnya Pemerintah waktu itu melakukan Pembodohan Masal Tersistematis. Karena langsung dilakukan melalui dunia pendidikan yang Formal. Ketika rezim ORBA berlalu munculah Rezim Reformasi yang konon digembor-gembor akan membawa suatu perubahan di negeri ini.Pertanyaanya adalah koq sekarang kondisi pendidikan kita masih jalan di tempat, padahal sudah kurang lebih 10 tahun lamanya rezim reformasi berjalan di Republik ini.Masyarakat awam sekarag ini banyak berpandangan bahwa penyebab utama kegagalan Sektor Pendidikan sekarang ini adalah ketika pejabat pemerintah negeri ini berhanti maka berganti pulah kebijakan mereka. Begitu juga dengan Sistem dan instrumen-instrumen pendidikan, belum selesai program yang lama dijalankan secara maksimal sudah diganti dengan program yang lain lagi yang katanya lebih efektif. Sebagai contoh ketika Kurikulumm Berbasis Kompetensi (KBK) dipublikasikan di masyarakat Republik ini belum semuanya dapat diterapkan sudah diganti lagi dengan KTSP. Padahal ada sekolah sekolah di daerah-daerah terpencil belum mengaplikasikan KBK , tiba-tiba muncul lagi kurikulum yang baru KTSP fenomena seperti ini tentunya sangat membingungkan pihak sekolah yang bersangkutan, pertanyanya mana yang harus d gunakan ......???.Untuk memperbaiki kondisi pendidikan kita yang sudah terpuruk sekrang ini tentunya bukanlah suatu perkara yang mudah, tetapi bukan bearati tidak bisa berubah ke arah positif. Selama Pemerintah, semua aparatur sektor pendidikan, Semua praktisi pendidikan, dan seluruh elemnen masyarakat bahu membahu mempunyai niat dan mau bekerja membawa perubahan niscaya suatu saat masalah pendidikan bisa berangsur-ansur ke arah positif. Salam Perjuangan ................

Tidak ada komentar: