Senin, 08 Desember 2008

"TUAK" Antara Budaya dan Ideologi Religius


Oleh: Damaskus Beny

BangsaIndonesia adalah bangsa yang pluralis, banyak perbedaan dan keunikan yang ada di Indonesia bahkan Ribuan perbedaan atau malah mungkin lebih yang tersebar di seluruh Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Tidak semua orang indonesia mengetahui apa itu "Tuak" tuak merupakan sejenis minuman tradisional yang familiyar atau dikenal dekat oleh orang-orang yang berada di Kalimantan dan Sumatera. Kebetulan saya adalah putera asli daerah Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Barat. Yang saya ketahui Tuak adalah sejenis minuman tradisional yang terbuat dari beras ketan yang difermentasi mengunakan ragi, selanjutnya setelah beberapa hari hasil fermentasi yang telah disimpan di dalam suatu wadah lalu diperas, hasil perasan itulah yang dinamakan tuak. Pada masyarakat kalimanta khususnya Suku Dayak minuman Tuak ini sangat penting karena harus ada dan digunakan pada saat-saat upacara adat yang besar mupun yang kecil.Peradaban manusia tentunya tidak bisa lepas dari apa yang dinamakan dengan Sejarah dan perkembangan hidup manusia yang dinamis.Semejak bangsa Portugis mendarat di Malaka pada tahun 1511, semejak itu pula peyebaran ideologi religius Nasrani di mulai di negeri ini. Miuman tuak yang sudah begitu akrab dan merupakan instrumen penting dalam kehidupan manusia Dayak menjadi salah satu isu yang bertolak belakang dengan ideologi kristiani itu sendiri. Mengapa........? karena seperti yang kita ketahui setiap agama tentunya melarang dan menganggap tabu dengan jenis minuman beralkohol, karena tuak juga dianggap sebagai minuman beralkohol. Bila kita telusuri dari aspek Budaya, segala sesuatu yang berhubungan dengan Kebudayaan atau kebiasaan suatu daerah atau suku sudah menjadi kewajiban untuk melestarikan dan mempertahankan budaya tersebut. Tetapi sisi lain budaya atau kebiasaan yang dianggap tidak relevan dan merugikan peradaban manusia dianggap sesuatu yang tabu.Posisi ideologi religius juga berperan besar terhadap lunturnya salah satu instrumen budaya Tuak tersebut. Namun disisi lain jika Budaya Tuak itu suatu saat benar-benar punah, alangkah sayangnya, karena kita dianggap sebagi orang yang tidak menghargai nilai-nilai budaya diri sendiri. Jika nenek moyang kita bisa melihat dan berbicara kepada kita, mereka akan marah dan berang karena kita dianngap sebagai virus yang mengancam keberadaan peradaban mereka. Kesimpulannya adalah apakah kita harus mempertahankan budaya Tuak tesbut atau malah mengangapnya sebagai sesuatu yang tabu dan haram ...........? hanya waktu dan proses yang bisa menjawabnya secara nyata. Salam Budaya .............

Tidak ada komentar: